
Masa depan sebuah bangsa terletak di tangan generasi mudanya, termasuk yang masih berusia balita. Indonesia memiliki sekitar 22 juta balita, yang harus dijamin kesehatan dan tumbuh kembangnya agar kelak bisa turut membangun bangsa.
Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Bidang Peningkatan Kapasitas dan Desentralisasi, dr Krisnajaya, MS memperkirakan jumlah anak balita (bawah lima tahun) Indonesia mencapai 10 persen dari populasi penduduk. Jika jumlah penduduknya 220-240 juta jiwa, maka setidaknya ada 22 juta balita di Indonesia.
"Kelompok balita yang jumlahnya sekitar 22 juta adalah kelompok potensial untuk ditangani sebagai salah satu upaya pembangunan manusia Indonesia agar kelak bisa bersaing di tingkat global," ungkap dr Krisna dalam acara "Gebyar Posyandu" menyambut Hari Anak Nasional di Plasa Bintaro, Jumat (15/7/2011).
dr Krisna menilai balita sebagai kelompok potensial karena pada usia ini anak-anak mengalami periode emas perkembangan fisik, mental dan intelekual. Jika tumbuh kembang anak mendapatkan perhatian lebih, maka saat dewasa akan menjadi warga yang berkualitas.
Sebaliknya jika pada usia ini anak tidak mendapat perhatian terkait kesehatan dan tumbuh kembangnya, maka saat dewasa akan cenderung sakit-sakitan dan tidak produktif. Makin banyak balita yang tidak mendapat perhatian dan kasih sayang, makin banyak warga negara yang tidak berkualitas.
Sebagai upaya untuk menjamin kesehatan dan tumbuh kembang balita, dr Keisna mengatakan bahwa gerakan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) cukup penting peranannya. Di Posyandu, beberapa hal bisa dilakukan di bawah pengawasan bidan antara lain sebagai berikut.
1. Pemeriksaan kehamilan
2. Deteksi dini tumbuh kembang anak
3. Imunisasi dan pemberian vitamin A
4. Konseling/penyuluhan kesehatan ibu dan anak.
Saat ini, dr Krisna memperkirakan ada sedikitnya 269 ribu Posyandu yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan adanya Posyandu di hampir setiap desa, hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menunjukkan adanya harapan untuk meningkatkan kesehatan anak antara lain melalui data berikut ini.
1. Balita yang mendapatkan pemantauan kesehatan melalui penimbangan badan meningkat menjadi 75 persen
2. Pemberian imunisasi campak pada usia 12-32 bulan meningkat menjadi 75 persen
3. Pemberian vitamin A mencapai 70 persen.