Wednesday, September 14, 2011

Transmiter Radio Erabaru Kembali Dicabut Tim Penertipan







Berdasarkan laporan Soulheart Community yang kami terima,ada beberapa faktor -faktor yang membuat radio milik indonesia ini di bredel sama pemerintah indonesia yang tidak bertanggung jawab dimana tidak ada hak untuk mengambil hak milik masyarakat. ISR atau segala macam tidak diutamakan namun radio adalah sebuah media untuk memberikan informasi kepada masyarakat dan juga bukan menjadi media yang menggangu dan memperjelekkan negara indonesia. Indonesia adalah negara hukum, satukan negara hukum jika memang saudara" adalah cikal bekal dari negara indonesia, Salam Soulheart Community, dan kami segenap management terus mendukung radio erabaru serta akan terus membantu berupaya mengambil kembali frekuensi 106.5FM yang sekarang ini direbut sama SING FM yang juga tidak memiliki ISR ( Ijin Siaran Radio )

Batam,Indonesia

Untuk kedua kalinya, Radio Erabaru dibredel aparat tim gabungan setempat. Tim gabungan yang terdiri dari Kominfo/ DirjenPostel, Balmon, KPID Kepri, Kejaksaan Negeri Batam, Polisi Militer, PPNS Polda Kepri, datangke Radio Erabaru, Jl. Borobudur D1 Palm Hill, Bukit Senyum, Batam,Selasa, 13 September 2011 sekitar pukul11.00 wib.

Tim langsung masuk di pintu yang tidak terkunci, dan bertemu dengan Direktur Raymond Tan. Mereka menyampaikan akan melakukan penertiban dan akan menghentikan siaran radio Erabaru dan akan mengambil alat exciter (jantung pemancar) dan orban.

Raymon menjelaskan bahwa proses peradilan kasus hukum Erabaru masih banding dan kasasi. Dia akan menunjukkan surat pendaftaran bandingnya yang dibawa Dirut Erabaru, Gatot Machali. Dan meminta agar tim bersabar menunggu sampai surat itu dibawakan, agar bisa ditunjukkan kepada mereka. Namun mereka tetap ngotot akan segera menyegel Radio Erabaru dengan alasan semua itu tidak ada hubungannya dengan tugas mereka.

Hingga kemudian terjadi adu argumentasi. Beberapa dari personil
tidak sabar dan mengatakan agar dilakukan pengambilan paksa saja. Namun
Raymond tetap bersikukuh agar mereka bersabar menunggu.

Tak lama kemudian Gatot Machali tiba di Radio Erabaru dan menemui pihak aparat, menjelaskan posisi dan kondisi hukum Radio Erabaru saat ini. Dia meminta agar tim gabungan tidak melakukan pemaksaan untuk menghentikan siaran Radio Erabaru. Terjadi adu argumentasi. Gatot berusaha menjelaskan
sambil menunjuukkan bukti banding yang dilakukannya atas peradilan Radio
Erabaru.

Aparat diminta menghormati proses hokum yang ada. Soal Izin Stasiun Radio (ISR) Radio Erabaru yang oleh aparat dijadikan dalih Radio Erabaru belum ada ISRnya, dijelaskan bahwa sedang proses hukum, dimana Radio Erabaru menggugat ketidaksahan ISR Radio Sing yang diterbitkan Dirjen Postel, yang akhirnya dimenangkan Radio Erabaru di tingkat Pengadilan Tinggi Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta. Hingga kemudian Dirjen Postel melakukan kasasi.

Setelah melalui perbincangan panjang dan adu argumentasi, tim aparat memaksa untuk mencongkel pintu transmitter dan mengambil komponen alat
pemancarnya. Beberapa orang dari mereka naik ke lantai 2 tempar ruang
pemancar berada. Pihak radio Erabaru berusaha mencegahnya hingga
kemudian terjadi saling dorong mendorong .

Gatot Machali yang berdiri didepan pintu transmitter ditarik dan diseret dijauhkan dari pintu transmitter oleh beberapa orang dari pihak tim aparat , diikuti kemudian oleh Raymond yang berusaha mencegah aparat membuka paksa pintu transmitter kejadian ini berlangsung beberapa saat lamanya hingga
kemudian mereka berhasil menyeret Gatot Machali dan Raymond Tan kelantai
bawah. Pintu yang dikunci dengan gembok besar itu dicongkel paksa
dengan menggunakan obeng.

Setelah pintu terbuka mereka mematikan transmitter dan kemudian membuka transmitter . 2 komponen transmitter yakni Exciter dan Orban (Jantung Transmiter) di lepas dan diambil kemudian dibawa
keluar dari ruang transmitter.

Sementara itu 2 orang penyiar, Luluk dan Christina masih sedang on air di ruang studio yang tempatnya persis disamping ruang transmitter. Mendengar suara keributan mereka membuka pintu studio yang masih on air. Keduanya histeris menangis dan berusaha mencegah aparat namun dihalang-halangi aparat.

Suara keributan itu terdengar/ on air hingga pendengar Radio Erabaru yang sedang mendengarkan pun mengetahuinya. Pendengar pun turut histeris dan menangis, hal ini terlihat di postingan Facebook Radio Erabaru saat itu.

"Jangan pak jangan di ambil, kalian jangan terinterpeksi dengan mereka,Kita ini
hanya menyiarkan berita untuk masyarakat," ujar Luluk dengan histeris
sambil menghalang-halangi petugas.

Tim aparat kemudian keluar dari kantor Erabaru dengan membawa 2 komponen alat tersebut ke kendaraan mereka. Saat di jalan raya didepan kantor Erabaru beberapa karyawan Erabaru berusaha mencegahnya namun tidak berhasil.

Gatot Machali sempat berusaha menarik alat komponen dari tangan mereka namun jumlah mereka yang lebih banyak mengakibatkan alat itu tidak berhasil diambil kembali. Gatot Machali dan Raymond Tan menjatuhkan diri di tengah jalan, di depan mobil mereka dengan maksud untuk menghalangi mobil yang akan berjalan. Namun beberapa orang dari aparat menarik mereka agar mereka tidak menghalangi jalan.

Walau Gatot dan Raymond menjatuhkan dan berguling di atas panasnya aspal saat itu mereka tetap memebawa kedua komponen alat milik Readio era baru,
kedua orang ini terlihat menangis, mata mereka berkaca-kaca. Luluk dan
Christina berusaha menengakan kedua bos mereka.

"Sudah pak sabar, sekarang kita kedalam saja
dulu pak," ujar Cristina sambil mengelus-elus pundak Raymond.

Sementaraitu Kordinator penertiban Balai Monitor Batam Guntur Batu Bara
mengatakan bahwa mereka hanya menjalankan tugas karena mereka mendapat laporan bahwa siaran radio mereka mengganggu penerbangan pesawat, dan karena tidak ada ISRnya

"kami hanya menjalankan tugas sebab ada laporan kepada kami waktu kemaren waktu arus mudik penerbangan pesawat terganggu, dan juga karena Radio Era Baru tidak mempunyai ISR untuk mengudara," ujar guntur saat di mintai konfirmasi.

Guntur juga mengatakan Bahwa dalam waktu dekat mereka juga akan menertibkan Radio-radio lain yang tidak memiliki ISR, lagi-lagi dengan alasan mengganggu penerbangan.

"Dalam Waktu Dekat kami dakan menertibkan beberapa Radio yang tidak mempunyai ISR, yang juga mengganggu penerbangan," Lanjut guntur.(koe)