
Dengan tingkat obesitas yang telah menjadi epidemik, diet yang mengandung jumlah lemak yang ekstrem mungkin terdengar tidak masuk akal. Namun studi terbaru menunjukkan makanan tinggi lemak dan rendah karbohidrat dapat meningkatkan fungsi ginjal pada pasien diabetes.
Diet ketogenik yaitu diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat sebelumnya telah berhasil digunakan untuk menghilangkan atau mengurangi kejang pada anak dengan epilepsi karena resistan terhadap obat.
Hal ini karena ketika tubuh kekurangan karbohidrat dan gula, maka tubuh akan menggunakan cadangan lemak untuk membentuk energi.
Dalam sebuah penelitian laboratorium pada tikus, para peneliti di Mount Sinai Hospital di New York menemukan bahwa diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat dapat mencegah komplikasi utama dari diabetes, yaitu gagal ginjal seperti dikutip Epharmapedia, (Senin, 1/8/2011).
Penelitian ini melibatkan dua kelompok tikus yang secara genetik cenderung untuk memiliki tipe 1 atau tipe 2 diabetes.
Tim peneliti memberi makan tikus pada kelompok pertama dengan diet standar karbohidrat dan kelompok kedua dengan diet ketogenic yang terdiri dari 87 persen lemak, 55 persen karbohidrat dan 8 persen protein. Setelah delapan minggu, tidak terjadi gagal ginjal pada kelompok tikus dengan diet ketogenik.
Dokter berspekulasi bahwa mungkin diet ketogenik dapat mempunyai pengaruh positif untuk penderita diabetes, yaitu dengan menghalangi efek berbahaya dari kelebihan glukosa dan gula, tetapi hal ini dapat menyebabkan masalah serius pada penderita diabetes yang tidak memiliki cukup insulin.
Seiring berjalannya waktu, kandungan glukosa yang terlalu banyak dalam darah dapat merusak retina mata, saraf, pembuluh darah, dan ginjal. Kerusakan ginjal oleh karena diabetes, biasa dikenal sebagai nefropati diabetik, yang merupakan penyebab utama gagal ginjal. Setelah terjadi gagal ginjal, maka diperlukan dialisis atau penggantian ginjal melalui transplantasi.
"Penelitian ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa intervensi diet cukup untuk mencegah komplikasi serius dari diabetes," kata Charles Mobbs di Mount Sinai School of Medicine.
Penelitian ini memiliki implikasi signifikan bagi puluhan ribu orang Amerika yang didiagnosis dengan gagal ginjal oleh karena diabetes dan komplikasi karena kemungkinan lain.
"Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa menurunkan gula darah melalui diet dapat mencegah gagal ginjal tetapi tidak mencegah gagal ginjal pada pasien dengan diabetes. Penelitian terbaru Dr Mobbs dapat mengarah pada wawasan baru mengenai penyakit ginjal oleh karena diabetes," kata Helen Nickerson dari Juvenile Diabetes Research Foundation.
Dr Mobbs mengakui bahwa meskipun hasil penelitian ini menjanjikan, namun diet ini terlalu ekstrem untuk digunakan pada pasien dewasa yang sudah kronis.
Tetapi hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi untuk mengidentifikasi target obat dan intervensi farmakologis berikutnya yang dapat mempunyai efek menyerupai efek diet tersebut.