Tuesday, October 9, 2012

Cara untuk Mengurangi Asupan Garam yang Membahayakan Kesehatan



Garam baik untuk memenuhi kebutuhan natrium dalam tubuh, tetapi asupan garam yang berlebihan juga dapat meningkatkan risiko terhadap berbagai penyakit seperti peningkatan tekanan darah dan penyakit ginjal kronis.

Sayangnya, Anda dapat mendapatkan asupan natrium dari berbagai makanan yang Anda konsumsi sehari-hari, seperti makanan ringan dan makanan olahan.

Berikut 6 cara mengurangi asupan garam, seperti dilansir besthealth, Selasa (9/10/2012) antara lain: 

1. Jangan memasukkan garam dalam resep
Abaikan resep masakan yang mencantumkan seberapa banyak takaran garam yang harus ditambahkan. Pilihlah garam kasar disamping garam halus agar tidak benar-benar memenuhi senok takar. Cara ini dapat mengurangi jumlah natrium dalam masakan sebesar 25 persen.

2. Jangan meletakkan botol berisi garam di meja makan
Jika Anda menyediakan atau menaruh botol berisi garam di atas meja makan, Anda akan dengan mudah meraihnya dan menambahkan garam ke dalam makanan yang kurang asin di lidah. 

3. Menggunakan rempah-rempah sebagai gantinya
Gunakan perasa lainnya, seperti lemon atau rempah-rempah, misalnya ketumbar, jintan dan biji adas untuk menambah cita rasa masakan yang Anda masak. Hal ini akan mengurangi ketergantungan Anda terhadap garam.

4. Hindari produk makanan yang ditambahkan garam
Makanan seperti kacang, buncis, dan jagung manis yang dikemas dalam wadah kaleng biasanya diberi tambahan garam dan dikemas dalam air agar lebih awet. Bilas makanan secara menyeluruh sebelum memakan atau mengolahnya untuk menghapus garam.

5. Hindari makan makanan olahan
Makanan olahan seperti sup kalengan, sering mengandung garam dalam kadar yang cukup tinggi. Masaklah sendiri makanan Anda agar Anda dapat menyesuaikan takarannya dengan tepat.

6. Kurangi konsumsi camilan yang asin
Kurangi makanan ringan yang mengandung banyak garam seperti keripik, kacang berbumbu, dan sebagainya. Camilan ini mengandung kadar natrium yang sangat tinggi.

Mau Gigi Anda Menawan? Ini Senjatanya!


Agar kondisi gigi dan mulut sehat serta memiliki napas yang segar, Anda perlu menjaga kebersihan gigi. Cara menjaga kebersihan gigi sebenarnya gampang-gampang susah mengingat gigi selalu bersinggungan dengan makanan dari waktu ke waktu.

Berikut 10 cara yang dapat Anda lakukan untuk menjaga kebersihan gigi, seperti dilansir readerdigest, Senin (8/10/2012) antara lain:

1. Diet untuk tujuan memutihkan gigi
Kebiasaan diet seperti minum anggur merah, kopi, teh hitam, atau merokok dapat membuat gigi kekuningan dan kehilangan warna putih alaminya. Sehingga Anda perlu berpikir ulang sebelum meraih makanan atau minuman, apakah hal tersebut memiliki efek menodai gigi.

Gosok gigilah segera setelah makan atau minum makanan yang dapat meninggalkan noda pada gigi. Makanlah makanan yang dapat menodai gigi tersebut hanya jika Anda dapat menyikat gigi sesegera mungkin, jika tidak makanlah apel setelahnya untuk mendapatkan efek pembersihan.

2. Gosok gigi selama 2 menit
Waktu ideal menggosok gigi adalah selama 2 menit agar dapat menyingkirkan seluruh plak bakteri yang menempel di gigi. Menggosok gigi terlalu cepat kurang optimal dalam membersihkan gigi.

3. Pegang sikat gigi dengan cara yang tepat
Menggosok gigi dengan tekanan yang terlalu kuat bukanlah cara terbaik untuk menghilangkan plak pada gigi. Cara terbaiknya adalah menyikat gigi dengan teknik menempatkan sikat gigi pada sudut 45 derajat terhadap gusi dan menggosok dengan lembut dalam gerakan melingkar, bukan gerakan maju mundur.

4. Minum secangkir teh
Flavonoid dan bahan lainnya dalam teh dapat membantu mencegah bakteri berbahaya menempel di gigi, serta mencegah timbulnya jenis gula yang dapat berkembang menjadi karang gigi. Teh juga mengandung fluoride dalam jumlah yang cukup tinggi dan baik untuk gigi.

5. Gunakan obat kumur bebas alkohol untuk membilas bakteri
Kebanyakan obat kumur mengandung terlalu banyak alkohol, yang dapat membuat jaringan mulut Anda mengering sehingga lebih rentan terhadap bakteri. Beberapa penelitian bahkan menunjukkan adanya hubungan antara obat kumur yang mengandung alkohol dengan peningkatan risiko kanker mulut.

Untuk amannya, pilihlah obat kumur yang tidak mengandung alkohol dan gunakan setelah menggosok gigi untuk membilas mulut dari bakteri.

6. Bersihkan juga lidah Anda
Bersihkan lidah dengan pembersih lidah setiap pagi untuk menghilangkan plak di lidah dan menyegarkan napas. Salah satu penyebab utama bau mulut adalah penumpukan bakteri di lidah. Membersihkan lidah dengan pembersih lidah lebih efektif daripada menyikat lidah Anda dengan sikat gigi.

7. Sikat gigi dengan menggunakan baking soda
Sikat gigi Anda dengan baking soda sekali seminggu untuk menghilangkan noda dan memutihkan gigi. Gunakan seperti ketika Anda menggunakan pasta gigi. Anda juga dapat menggunakan garam sebagai alternatif lain.

Pastikan untuk meludahkan semuanya keluar sehingga tidak dihitung sebagai asupan natrium tambahan yang berdampak buruk bagi kesehatan.

8. Jangan menggunakan gigi sebagai alat
Jangan memakai gigi Anda untuk membuka penutup botol atau pembuka kemasan makanan ringan karena dapat merusak gigi.

9. Mengairi mulut Anda
Pastikan Anda minum setidaknya 8 gelas per harinya untuk menjaga sistem pencernaan tetap sehat, mengontrol berat badan, melembabkan kulit dan juga membantu menjaga gigi agar lebih putih.

Semakin banyak air yang Anda minum, bakteri pada gigi akan tersiram dan keluar dari mulut Anda, yang berarti mengurangi risiko penyakit gusi, gigi berlubang, dan membuat napas menjadi segar.

10. Makan permen rasa kayu manis
Para peneliti di University of Illinois di Chicago menemukan bahwa mengunyah permen dengan rasa kayu manis dapat mengurangi bakteri dalam mulut. Hal ini disebabkan karena kandungan aldehida sinamat, minyak esensial tanaman yang digunakan untuk penyedap rasa makanan yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab gigi berlubang.

Kurangi Makanan Manis Agar Terhindar dari Risiko Penyakit Alzheimer


Diet yang tidak sehat seperti menggemari makanan manis dan makanan olahan telah diketahui dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Tetapi penelitian terbaru menunjukkan bahwa hal ini juga berisiko terhadap penyakit Alzheimer atau sering disebut-sebut diabetes tipe 3.

Suzanne de La Monte, MD, MPH, seorang neuropathologist di Brown University bersama tim melakukan penelitian dan menunjukkan bahwa terlalu banyak mengonsumsi gula dapat menyebabkan resistensi insulin yang memperburuk kondisi otak.

"Tikus yang resisten terhadap insulin, otaknya mengalami kerusakan termasuk degenerasi neuron dan hal ini dapat mengembangkan pola penyakit seperti Alzheimer," kata de La Monte, seperti dilansir womenshealth, Senin (8/10/2012).

Sel-sel tubuh membutuhkan glukosa dari makanan untuk energi. Hormon insulin yang diproduksi di pankreas dapat membantu sel-sel tubuh mengambil glukosa dari aliran darah, dimana sel-sel kemudian mengolahnya menjadi energi.

Jika ada kelebihan glukosa dalam aliran darah karena terlalu banyak makan makanan manis, pankreas akan memproduksi lebih banyak hormon insulin sehingga resistensi insulin pada sel-sel tubuh dapat meningkat.

Jika sel-sel di otak juga menjadi resisten terhadap insulin, otak tidak mendapatkan energi yang cukup dan kondisinya dapat memburuk. Sel-sel otak yang kekurangan energi dapat mengakibatkan hilangnya memori dan kebingungan yang merupakan gejala penyakit Alzheimer.

Tapi tidak ada kata terlambat untuk melindungi otak dari ancaman Alzheimer. De La Monte merekomendasikan langkah pencegahan sebagai berikut:

1. Jagalah berat badan agar tetap stabil
Jika Anda menimbang berat badan dan mengukur lingkar pinggang secara teratur, Anda akan mengetahui apakah berat badan Anda mengalami peningkatan atau tidak. Sehingga Anda dapat mencegah obesitas sejak dini. Obesitas juga terkait terhadap resistensi insulin.

2. Kurangi makan daging
Dengan diet makan makanan nabati, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan mengurangi konsumsi daging dapat membuat tubuh lebih sehat dan terhindar dari obesitas.

3. Kurangi konsumsi gula
Gula telah terkait oleh diabetes tipe 2 dan 3, sehingga Anda perlu mengurangi konsumsinya sehari-hari. Hindari juga makan makanan kemasan yang terkadang mengandung pemanis buatan.

4. Memasak makanan sendiri di rumah
Dengan memasak makanan sendiri, Anda dapat memastikan sendiri bahan-bahan yang Anda gunakan adalah yang terbaik dan lebih sehat.

5. Hindari nitrat
Penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara Alzheimer dengan konsumsi makanan yang mengandung nitrosamin. Lindungi diri Anda dengan menghindari makanan olahan yang mengandung nitrat pada labelnya. Makanan olahan tersebut termasuk keju, hot dog, daging sapi, dan daging asap.


Benarkah Puasa Cermin Bisa Hindari Orang dari Stres?



Perempuan dan cermin bisa jadi adalah 2 hal yang tak bisa dipisahkan. Namun beberapa perempuan bisa menjadi stres jika ia bercermin, karena itu kini tengah menjadi tren tersendiri untuk menghindari cermin (mirror-fasting).

Perempuan bisa bercermin hingga 70 kali dalam sehari, meskipun sebagian besar perempuan merasa benci saat melihat dirinya di cermin dan membuatnya merasa negatif tentang dirinya sendiri.

Kondisi ini mendorong adanya tren baru yang mana perempuan menghindari cermin sama sekali atau dikenal dengan mirror-fasting. Tren ini dipelopori oleh blogger Autumn Whitefield-Madrano (36 tahun).

Whitefield-Madrano menuturkan ketika ia berhasil menghindari cermin selama 1 bulan ia merasa lebih tenang dan tentram karena terhindar dari pemikiran negatif mengenai dirinya.

Selain itu, jika ia harus menggunakan cermin ketika tengah menggunakan make up atau menata gaya rambutnya, maka ia akan meletakkan selembar kertas di cermin tersebut sehingga tidak bisa melihat bayangan tubuhnya secara keseluruhan.

Meski begitu, beberapa ahli mengungkapkan tidak merasa yakin bahwa teknik tersebut akan berhasil dalam upaya mencegah pikiran negatif tentang penampilan seseorang.

"Menghindari diri sendiri di cermin bisa menciptakan masalah untuk jangka waktu yang panjang," ujar psikolog klinis Emma Webster dari Self Essentials di Sydney, seperti dikutip dari News.com.au, Senin (8/10/2012).

Webster menuturkan akan menjadi hal yang sangat penting menemukan tingkat bercermin yang normal, seperti menggunakan cermin ketika tengah berpakaian atau memakai make up dan menghindarinya saat-saat diluar itu.

Sementara itu Christine Morgan dari Butterfly Foundation, organisasi yang mendukung orang dengan gangguan makan dan citra negatif tubuh mengungkapkan taktik puasa cermin mungkin hanya berguna bagi sebagian orang, tapi tidak bisa menjadi obat untuk orang yang merasa rendah diri.

"Sering mengecek tubuh di cermin merupakan gejala yang muncul dari penyebab seseorang memiliki citra tubuh negatif. Citra tubuh negatif bukanlah tentang apa yang terlihat, tapi bagaimana perasaan Anda tentang apa yang dilihat," ujar Morgan.