Saturday, July 16, 2011

Sony Ericsson Xperia Play Dihargai Rp 4 Juta



Sony Ericsson menghadirkan lagi smartphone Android terbarunya ke pasar Tanah Air. Vendor gabungan Swedia dan Jepang ini segera memasarkan Xperia Play atau yang biasa disebut dengan ponsel Playstation.

Di Indonesia, Xperia Play dijual seharga Rp 4 juta. Namun ada promosi pada saat peluncurannya nanti tanggal 29 Juli seharga Rp 3 juta di Sony Ericsson Shop di Senayan City, Jakarta. Hanya saja pemotongan harga hanya khusus untuk pemegang kartu kredit BCA.

”Tidak cuma soal hardwarenya, kami juga memikirkan ekosistem game untuk ponsel ini. Akan ada tujuh game gratis yang ada di Xperia Play," ucap Djunaidi Satrio, Head of Marketing Sony Ericsson Indonesia di Jakarta, Jumat (15/7/2011).

Xperia Play menjalankan OS Android Gingerbread. Ponsel ini memiliki prosesor 1Ghz, layar dengan teknologi Bravia Engine dan kamera 5 megapixel.

Sesuai julukannya sebagai ponsel Playstation, Xperia Play memiliki game pad slider. Ini untuk memudahkan gamer bermain bermacam game di ponsel tersebut.


Kebiasaan di Rumah yang Bisa Bikin Sakit




Penyakit memang bisa datang darimana saja. Tapi tanpa disadari kebiasaan yang dilakukan sehari-hari bisa menjadi pemicu datangnya penyakit. Kebiasaan apa saja itu?

Rumah merupakan tempat seseorang melakukan segala macam aktivitasnya dan beristirahat. Tapi hal-hal yang dilakukan sehari-hari di rumah ternyata bisa menjadi pemicu seseorang sakit.

Untuk itu ketahui kebiasaan yang dilakukan sehari-hari dan bisa menyebabkan sakit, seperti dikutip dari Lifemojo, Sabtu (16/7/2011) yaitu:

1. Jarang mengganti sponge (spons) untuk mencuci piring
Sponge adalah alat yang digunakan untuk mencuci piring, gelas atau peralatan lainnya di dapur. Karena digunakan untuk menggosok benda-benda yang kotor, maka sponge menjadi tempat berkumpulnya mikroorganisme seperti bakteri. Jika seseorang jarang menggantinya, maka sponge bisa menjadi alat yang menyebabkan infeksi.

2. Jarang mengganti seprai dan sarung bantal
Setiap hari sel-sel kulit mati dan mengeluarkan keringat bahkan saat tidak melakukan apa-apa termasuk ketika tidur. Karenanya sel-sel kulit mati dan bakteri dari keringat ini bisa menempel dan terakumulasi dalam kasur serta bantal sehingga memicu infeksi dan gangguan pernapasan. Untuk itu gantilah seprai, sarung bantal dan bersihkan kasur secara teratur.

3. Terlalu sering membakar daging
Membakar atau memanggang daging biasanya menggunakan suhu tinggi yang menghasilkan senyawa hidrokarbon aromatik polisiklik dan amina heterosiklik (HCA) yang bisa memicu kanker.

4. Tidak membersihkan AC
Bagian dalam AC bisa menjadi tempat yang optimal untuk berbagai jenis jamur dan mikroba berkembang biak. Hal ini karena daerah tersebut lembab dan lingkungan yang hangat. Terkadang saat AC memutar maka spora bisa menyebar ke atmosfer, karenanya AC harus dibersihkan secara teratur.

5. Tidak memeriksa tanggal kadaluarsa
Setiap kali membeli barang, hal pertama yang seharusnya dilakukan adalah memeriksa tanggal kadaluarsa, tapi sayangnya banyak orang yang tidak peduli dengan hal itu. Padahal makanan atau minuman yang sudah kadaluarsa bisa menyebabkan keracunan dengan gejala mual, diare dan muntah.

6. Tidak memandikan hewan peliharaan
Hewan peliharaan sama seperti makhluk hidup lain yang perlu dibersihkan agar terbebas dari kutu dan parasit lainnya. Untuk itu mandikanlah hewan peliharaan secara teratur untuk menghindari dari penyakit apapun yang bisa menular ke manusia.

7. Menonton televisi
Hal yang selalu dilakukan saat menonton televisi adalah mengemil makanan asin, kalori tinggi dan berlemak. Hal ini merupakan kombinasi yang tidak sehat dan bisa memicu obesitas sehingga menjadi faktor risiko untuk banyak penyakit.

Anak Kecil Juga Bisa Memiliki Rambut Uban




Rambut uban umumnya dijumpai pada orang yang sudah berusia lanjut atau dewasa tua. Tapi ternyata rambut uban juga bisa ditemukan pada anak-anak.

"Sebenarnya anak yang memiliki rambut uban adalah hal yang normal, dan masalah gizi merupakan penyebab yang paling umum terjadinya uban pada anak-anak," ujar Dr Jennifer Shu, seorang dokter anak dari Atlanta, seperti dikutip dari CNN, Sabtu (16/7/2011).

Dr Shu menuturkan masalah gizi yang paling mungkin jadi penyebabnya adalah anemia (kekurangan zat besi) dan kekurangan vitamin B12 akibat pola makan yang salah atau penyerapan vitamin B12 yang buruk oleh saluran pencernaan.

Selain itu kondisi ini juga bisa disebabkan oleh faktor genetik seperti hasil studi yang dipublikasikan dalam Journal of Investigative Dermatology Symposium Proceedings tahun 2005.

Masalah medis tertentu juga bisa menyebabkan rambut uban tumbuh lebih dini, seperti kadar tiroid yang abnormal (Grave's disease atau Hashimoto's disease). Hal ini karena kadar tiroid yang abnormal akan mempengaruhi proses metabolisme di dalam tubuh.

"Jika disebabkan oleh kondisi medis, maka pengobatan terhadap kondisi medis yang ada bisa membantu mencegah berkembangnya rambut uban pada anak-anak," dr Shu yang bekerja di Dartmouth-Hitchcock Medical Center, New Hampshire.

Jika uban yang muncul di rambut si kecil hanya 1-2 helai maka tidak perlu khawatir. Tapi jika uban yang muncul cukup banyak dan disertai dengan gejala lain, maka sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk mengetahui penyebab pastinya.

Umumnya uban terjadi ketika sel-sel pigmen di kantung rambut (folikel) secara bertahap mulai mati. Bila kandungan pigem dalam sel rambut sedikit, maka rambut tidak lagi terisi banyak melanin yang nantinya akan mengubah warma rambut menjadi putih atau abu-abu.