Monday, October 3, 2011

Cara Membantu Penderita Depresi




Membantu teman, keluarga atau kekasih yang menderita depresi klinis tidak cukup hanya menyediakan bahu untuk ia menangis saja. Meski penderitanya butuh perawatan medis, sebagai orang terdekat ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk membuatnya merasa lebih baik.

"Tapi perawatan medis mungkin adalah yang benar-benar mereka butuhkan untuk pulih dari kondisi depresi," kata Jackie Gollan PhD, asisten profesor di departemen psikiatri dan ilmu perilaku di Northwestern University Feinberg School of Medicine di Chicago seperti dikutip dari Health.com, Senin (3/10/2011).

Cara membantu penderita depresi menurut dokter Gollan adalah bisa dilakukan dengan hal-hal berikut:

1. Sadari bahwa pengobatan adalah kuncinya
Depresi adalah suatu kondisi medis yang memerlukan perawatan medis. Sebagai anggota keluarga atau teman, kita dapat mendengarkan orang tersebut dan memberikan dukungan, tetapi mungkin itu saja tidak cukup. Kita mungkin akan kehilangan kesabaran atau merasa frustasi karena upaya terbaik tidak mampu "menyembuhkan" mereka dari depresi.

"Orang-orang yang depresi tidak bisa membiarkannya, mereka tidak dapat menghindarinya. Anda dapat memberikan perawatan dan dukungan, tapi itu tidak akan memecahkan masalah," kata Gollan.

2. Aktif dalam memberi perawatan

Hal terbaik yang dapat dilakukan untuk seseorang dengan depresi adalah mendukung pengobatannya. Beritahu kepadanya bahwa depresi adalah masalah medis dan mengabaikannya tidak akan membuatnya hilang begitu saja.

"Jika seseorang mengalami patah kaki, mereka dibawa ke dokter atau rumah sakit. Jika seseorang mengalami depresi, mereka membutuhkan perawatan medis dan dukungan psikososial," kata Gollan.

3. Bicara mengenai masalahnya

Biarkan mereka tahu bahwa kita dan orang lain peduli kepada mereka dan bersedia untuk selalu memberi dukungan. Tawarkan kepada mereka bahwa kita mendorong mereka untuk mendapat pengobatan atau jika mereka ingin membicarakan perasaannya, dengarkan.

"Hal ini dapat mengurangi risiko bunuh diri. Dengarkan dengan cermat tanda-tanda putus asa dan pesimisme, dan jangan ragu-ragu menelepon penyedia pengobatan untuk membantu atau bahkan membawa mereka ke UGD jika keselamatan mereka dipertanyakan," kata Dr Gollan.

4. Tetaplah menjaga hubungan
Panggil atau kunjungi seseorang dan ajak dia untuk ikut bergabung dalam kegiatan sehari-hari. Orang yang mengalami depresi dapat menjadi terisolasi karena mereka merasa tidak ingin 'mengganggu' orang lain. Kita mungkin perlu berusaha ekstra keras untuk mendukung dan membuat seseorang yang depresi mau ikut serta.

"Kegiatan yang mempromosikan keberhasilan, penghargaan, kesenangan atau secara langsung membantu mengurangi depresi. Pilih suatu kegiatan yang menarik," kata Gollan.

Namun, perlu diingat bahwa mereka mungkin tidak segera merasa tertarik dalam kegiatan ini. Rutinitas yang melibatkan olahraga serta meningkatkan gizi dan waktu tidur yang sehat akan sangat membantu.

5. Fokus pada tujuan yang kecil
Seseorang yang depresi mungkin bertanya, "Mengapa harus repot-repot? Mengapa saya harus bangun dari tempat tidur hari ini?". Anda dapat membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dan memberikan penguatan positif.

"Perilaku menghindar dan pasif dapat dikurangi dengan membuatnya aktif untuk membantunya memperoleh kembali rasa penghargaan. Hal itu dapat menjadi kemajuan penting yang kecil," kata Gollan.

Berikan pujian kecil atas aktifitasnya setiap hari, bahkan untuk sesuatu yang sederhana seperti bangun tidur.

6. Membaca
Buku mengenai depresi dapat bermanfaat karena berasal dari sumber terpercaya, nasihat atau bimbingan yang mampu membantu orang dengan depresi. Buku juga seringkali dapat menjelaskan jenis-jenis pengobatan yang tersedia.

Gollan lebih merekomendasikan buku-buku bacaan daripada blog. "Blog cukup berisiko, kecuali jika yakin sumber-sumbernya dapat diandalkan," kata Gollan.

7. Temukan dokter yang tepat
Gunakan kenalan atau sumber online untuk membantu menemukan spesialis yang tepat untuk berkonsultasi tentang pengobatan depresi. Dokter umum atau bidan dapat memberikan rujukan psikiater.

Beberapa penderita depresi mungkin tidak menyadari bahwa mereka mengalami depresi. Jelaskan kepada mereka bahwa kondisi mereka bisa semakin buruk, bahkan menjadi kronis jika tidak diobati sejak dini. Oleh karena itu, ada baiknya mencari tahu layanan dukungan dan spesialis yang tepat.

8. Mengajak mengunjungi dokter
Berikan dorongan untuk mengunjungi dokter atau psikolog, meminum obat yang diresepkan dan ikut serta dalam terapi perilaku kognitif untuk mengobati depresi. Gollan menyarankan mencari terapis atau ahli lewat asosiasi ahli untuk mencari psikolog dan pusat pengobatan psikiatri.

9. Memperhatikan
Jika seseorang yang kita cintai sudah pernah mengalami depresi sebelumnya, perhatikan jika ia mengalami beberapa fase kehidupan yang berisiko memicu depresi, seperti masa remaja atau terakhir kali melahirkan.

Jika ia menjadi kasar secara emosional karena perpisahan, perceraian, kehilangan pekerjaan, kematian angota keluarga atau stres serius lainnya, bersiaplah mengambil langkah untuk segera membantu.

Pria-pria yang Rentan Kena Kanker Payudara




Kanker payudara identik dengan kaum perempuan, meski sebenarnya kanker ini bisa menyerang laki-laki. Lalu pria-pria mana saja yang rentan terkena kanker payudara?

Baik laki-laki maupun perempuan memiliki jaringan payudara yang berada di bawah puting dan sekitarnya. Hal yang membedakan adalah hormon laki-laki mencegah jaringan payudara ini untuk tumbuh.

Data menunjukkan perempuan memang 100 kali lebih mungkin mengalami kanker payudara dibanding laki-laki. Kondisi ini karena laki-laki memiliki jaringan payudara yang lebih sedikit dibanding perempuan. Ada 2 jenis kanker payudara yang umum menyerang laki-laki yaitu:

1. Infiltrating ductal carcinoma (IDC), jenis ini dimulai di saluran payudara kemudian menembus dinding saluran dan menyerang jaringan lemak payudara. IDC menyumbang sekitar 80-90 persen dari semua kanker payudara laki-laki.
2. Ductal carcinoma in situ (DCIS), sel-sel kanker ini mengisi saluran tapi tidak menyebar ke jaringan lemak atau di luar payudara. Jumlahnya hanya sekitar 10 persen dari kasus kanker payudara pada laki-laki.

Penyebab kanker payudara pada laki-laki hingga saat ini belum diketahui, tapi ada beberapa hal yang membuat seorang laki-laki rentan terkena kanker, seperti dikutip dari Askmen, Senin (3/10/2011) yaitu:

1. Laki-laki yang menjalani perawatan estrogen, umumnya orang dengan kanker prostat akan menggunakan estrogen sebagai terapi hormonalnya, kondisi ini meningkatkan risiko kanker payudara.

2. Laki-laki dengan sindrom Klinefelter, sindrom ini membuat laki-laki memiliki kromosom X ekstra sehingga memiliki hormon laki-laki yang rendah tapi hormon perempuan yang tinggi.

3. Laki-laki yang sering terkena paparan radiasi, laki-laki yang sering terkena radiasi di bagian dada memiliki risiko lebih tinggi mengalami kanker payudara.

4. Laki-laki yang memiliki penyakit hati, hal ini karena hati memainkan peran penting dalam metabolisme hormon seks. Jumlah hormon seks laki-laki yang memiliki penyakit hati parah seperti sirosis akan memiliki hormon perempuan yang lebih tinggi.

5. Laki-laki yang memiliki riwayat keluarga kanker payudara, sekitar 20 persen laki-laki yang terkena kanker payudara memiliki riwayat kanker dalam keluarganya.

6. Laki-laki yang tidak aktif bergerak dan obesitas, hal ini karena sel lemak mengubah hormon laki-laki menjadi hormon perempuan sehingga kadar estrogennya lebih tinggi dan meningkatkan risiko kanker payudara.

Umumnya gejala dari kanker payudara ini adalah adanya benjolan di payudara, terjadi pembengkakan, adanya kerutan di kulit seputar payudara, kemerahan atau sisik pada kulit puting dan payudara, puting masuk ke dalam serta keluar cairan dari puting.

Jika menemukan adanya benjolan maka segera konsultasikan dengan dokter, karena benjolan pada payudara laki-laki bisa karena gynecomastia atau tumor payudara non-kanker. Untuk itu dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut seperti uji klinis payudara, mamografi, USG payudara dan biopsi.

Chrome Diprediksi Tumbangkan Firefox




Browser Google Chrome makin menebar ancaman. Penjelajah internet yang usianya terbilang masih muda itu diprediksi akan menjungkalkan Firefox dan menjadi browser nomor dua yang paling banyak digunakan setelah Internet Explorer (IE).

Seperti yang dikutip dari ComputerWorld, Senin (3/10/2011), data dari StatCounter yang melacak penggunaan browser secara global menyatakan Chrome sudah berpotensi menyalip Firefox pada Desember 2011.

Menurut catatan StatCounter, persentase pemakai Chrome secara global pada September mencapai 23,6%. Sedangkan Firefox 26,8% dan IE 41,7%.

Pertumbuhan pemakai Chrome di 2011 cukup mencengangkan, dengan kenaikan 8% sejak Januari. Sedangkan Firefox mengalami penurunan 13% dan IE 9% dalam kurun waktu yang sama. Jika tren ini terus berlanjut, Chrome mungkin melewati Firefox di Desember 2011.

Data dari perusahaan pelacak penggunaan browser yang lain, Net Applications mencatat gap lebih besar antara Chrome dan Firefox. Di bulan Agustus, market share Firefox adalah 22,6% dan Chrome 15,5%.

Menilik tren yang terjadi, Net Applications juga memperkirakan Chrome akan menumbangkan Firefox. Namun waktunya lebih lama, yaitu sekitar pertengahan 2012. Riset dari Net Application dipandang lebih akurat karena memperhitungkan lebih banyak negara.