Monday, September 19, 2011

Video Game Tak Bisa Meningkatkan Kemampuan Otak




Selama sepuluh tahun terakhir, banyak penelitian dan berita yang melaporkan bahwa video game action seperti Medal of Honor atau Unreal Tournament mampu meningkatkan kemampuan perseptual dan kognitif. Namun agaknya kabar itu perlu dipertanyakan kebenarannya.

Walter Boot, asisten profesor Departemen Psikologi Florida State University, kritis mengevaluasi penelitian-penelitian tersebut. Boot menjabarkan bahwa penelitian-penelitian selama sepuluh tahun terakhir yang menunjukkan manfaat bermain video game pada dasarnya cacat.

"Meskipun ramai diperbincangkan, pada kenyataannya hanya ada sedikit bukti bahwa game meningkatkan kemampuan berpikir," katanya seperti dikutip dari medicalxpress.com, Jumat (16/9/2011).

Ia melihat bahwa sejumlah penelitian yang mendukung unggulnya keterampilan para video gamer memiliki kelemahan metodologis. Banyak penelitian yang membandingkan kemampuan kognitif antara seorang video gamer dan bukan video gamer, kemudian menemukan bahwa video gamer lebih unggul.

Namun, Boot dan rekannya menunjukkan bahwa pengalaman bermain video game bukan berarti lantas berakibat pada kemampuan perseptual dan kognitif yang lebih baik. Bisa jadi bahwa orang yang memiliki kemampuan untuk menjadi video gamer yang sukses tertarik begitu saja terhadap video game.

Boot dibesarkan dengan permainan video game. Pada awalnya, ia gembira mendengar penelitian yang mengklaim bahwa bermain video game action dapat meningkatkan kewaspadaan. Dia dan rekan-rekannya kemudian melakukan penelitian sendiri untuk mengetahui adakah kemampuan lain yang mungkin meningkat akibat bermain video game. Tetapi mereka tidak dapat menemukan pengaruhnya seperti yang ditemukan pada penelitian-penelitian sebelumnya.

"Gagasan bahwa video game dapat meningkatkan kemampuan berpikir sebenarnya menarik karena mewakili salah satu kasus di mana kemampuan kognitif meningkat akibat latihan yang tidak dilakukan secara langsung. Tapi kami tidak menemukan manfaat dari latihan video game," ujar Boot.

Beberapa penelitian Boot tak hanya gagal mengulang kesimpulan yang sama pada temuan-temuan sebelumnya, tetapi memang tidak ada metode standar yang diperlukan dalam penelitian semacam ini.

"Jika Anda bermain game untuk meningkatkan kemampuan berpikir, Anda hanya akan membuang-buang waktu," kata Boot. "Bermainlah karena Anda menikmatinya, bukan karena mereka bisa meningkatkan kekuatan otak Anda," tutup Boot.

Risiko Kematian Bayi dalam Gendongan




Orangtua yang suka menggendong bayinya diingatkan untuk waspada menyusul kematian bayi di Australia. Gendongan bayi yang dijual di pasaran dinilai bisa menyebabkan bayi sesak napas, sehingga lebih rentan mengalami kematian mendadak.

Peringatan ini disampaikan menyusul kematian bayi berusia 2 hari di Adelaide, baru-baru ini. Saat ditemukan dalam kondisi lemas, bayi tersebut sedang digendong dengan sling atau gendongan bayi yang banyak dijual di toko-toko peralatan bayi.

Seperti dipublikasikan dalam Medical Journal of Australia, penyebab kematian bayi tersebut memang belum bisa dipastikan. Namun diakui oleh para ahli, penggunaan alat gendong yang cukup populer di kalangan ibu-ibu masa kini merupakan faktor risiko pada kasus tersebut.

"Bayi jika ditempatkan dalam posisi tertentu, termasuk pada kursi pengaman di mobil, bisa mengalami peningkatan risiko kekurangan oksigen, atau bahkan kematian," tulis Prof Roger Byard dan Dr John Gilbert dalam jurnal tersebut seperti dikutip dari News.com.au, Senin (19/9/2011).

Para peneliti tersebut menduga, desain serta bahan yang lembut pada gendongan bayi tersebut justru menyebabkan bayi mudah tertidur pada posisi yang tidak sehat. Posisi yang dikatakan tidak normal bagi bayi untuk tidur ini dapat menekan saluran napas.

Sebelumnya, kematian mendadak saat menggunakan sling atau gendongan bayi sudah sering dilaporkan di negara lain seperti Amerika Serikat dan Kanada. Di kedua negara tersebut, tercatat sudah 16 anak yang meninggal saat digendong sehingga standar keamanan produknya kini makin diperketat.

Selama 2010 saja, lebih dari 1 juta produk gendongan bayi buatan Infantio ditarik dari peredaran dengan alasan keamanan menyusul kematian 3 bayi saat memakai gendongan tersebut. Oleh karena itu, Komisi Keselamatan Produk di Amerika Serikat menyerukan agar produk semacam itu tidak dipakai pada anak usia di bawah 4 bulan.

Efek Asap Obat Nyamuk Bakar Setara dengan 100 Batang Rokok




Obat pengusir nyamuk yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia adalah obat nyamuk bakar. Namun studi terbaru menemukan bahwa asap dari sekeping obat nyamuk bakar sama bahayanya dengan 100 batang rokok.

"Tidak banyak orang tahu tentang hal itu, tetapi kerusakan paru-paru yang disebabkan oleh satu kumparan obat nyamuk bakar setara dengan kerusakan yang disebabkan oleh 100 batang rokok. Ini menurut sebuah studi terbaru yang dilakukan di Malaysia," kata Sandeep Salvi, direktur Chest Research Foundation, seperti dilansir Timesofindia, Sabtu (17/9/2011).

Sandeep menyampaikan hal tersebut saat konferensi 'Air Pollution and Our Health' yang diselenggarakan oleh Centre for Science and Environment (CSE) bersama dengan Indian Council for Medical Research dan Indian Medical Association.

Di dalam satu batang rokok terkandung lebih dari 4.000 bahan kimia racun (toksik) dan 43 senyawa penyebab kanker (karsinogenik). Asap rokok yang dihirup mengandung zat-zat berbahaya misalnya tar, karbon monoksida, hidrogen sianida, logam berat dan radikal bebas. Masing-masing zat tersebut merusak tubuh dengan cara yang berbeda.

Bahan-bahan kimia lain yang terdapat dalam asap rokok yang dapat merusak paru antara lain hidrokarbon, nitrit oksida, asam organik, fenol dan bahan-bahan oksidasi. Radikal bebas merupakan bahan kimia sangat reaktif yang dapat menyebabkan kerusakan otot jantung dan pembuluh darah.

Bau asap rokok yang susah hilang juga dikarenakan asap rokok terbuat dari rantai molekul yang panjang, sehingga butuh waktu yang lama atau sulit untuk dihilangkan terutama pada kain. Selain itu asap rokok yang dihasilkan umumnya mengandung banyak zat atau residu.

Sayangnya, masyarakat menengah ke bawah di Indonesia dan beberapa negara lainnya paling banyak menggunakan anti nyamuk bakar karena harganya yang terjangkau.

"Masyarakat menengah ke bawah paling banyak pakai anti nyamuk bakar karena harganya terjangkau. Tapi harus juga diperhatikan cara menggunakannya, jangan sampai malah mengganggu pernapasan," jelas Dr Rita Kusriastuti, MSc, Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (Dit P2B2), Ditjen PP dan PL Kemenkes, seperti pernah ditulis detikHealth.

Dr Rita memberikan cara aman untuk menggunakan obat nyamuk bakar, antara lain:

1. Ruangan harus ada ventilasi sehingga sirkulasi udara cukup
2. Diletakkan di bawah tempat tidur karena targetnya adalah nyamuk bukan manusia penggunanya
3. Diletakkan searah dengan aliran udara sehingga tidak mengganggu pernapasan
4. Letakkan obat nyamuk bakar dengan jarak paling dekat 1,5 meter dari manusia.
5. Bila memiliki gangguan asma, maka sebaiknya gunakan obat nyamuk bakar pada sore hari sebelum masuk kamar. Dan keluarkan ketika Anda akan tidur sehingga tidak mengganggu pernapasan.

Bocah 10 Tahun Bisa Makan Apa Saja Karena Selalu Merasa Lapar




Bila tidak diawasi, bocah 10 tahun ini bisa memakan apapun yang ada dihadapannya termasuk makanan kucing dan pasta gigi, bahkan dirinya sendiri. Karena menderita kondisi yang langka, bocah ini merasa sangat lapar sepanjang waktu.

Ben Green (10 tahun) menderita sebuah kondisi langka sindrom Prader-Willi, yang membuatnya merasa terus-terusan lapar sepanjang hari. Kondisi ini membuat kedua orangtuanya, Paul Green dan Angela Booth, harus menjaga anaknya dengan ketat agar tidak melakukan hal-hal berbahaya, seperti memakan dirinya sendiri.

Namun, mengekang keinginan Ben untuk makan bisa menyebabkannya mengalami tantrum (sifat marah yang meledak-ledak) melelahkan yang dapat berlangsung selama berjam-jam.

"Bila kami tinggalkan tanpa pengawasan, dia benar-benar akan memakan apapun. Kami harus mengatakan 'tidak' dan saat itulah ia mulai menangis. Dia bisa menangis terus menerus dan lama. Dia terisak-isak di pelukanku. Saya harus sekuat tenaga untuk membantunya," ujar Angela (53 tahun), ibunda Ben, seperti dilansir Dailymail, Sabtu (17/9/2011).

Ben harus menjalani diet kalori terkontrol untuk menjaga kondisinya tetap terkendali. Ben menderita sindrom Prader-Willi atau Prader-Willi syndrome (PWS), yaitu kelainan genetik langka yang mempengaruhi 1 dari 25.000 anak.

Sindrom Prader-Willi biasanya berhubungan dengan kromosom 15 dan gen OCA2. Anak-anak dengan sindrom ini akan dilahirkan dengan sakit-sakitan, memiliki kontrol otot yang lemah dan memiliki berat badan di bawah normal pada awalnya.

Kondisi ini dapat menyebabkan kesulitan kognitif dan gangguan perilaku, masalah berat badan, masalah dalam mengendalikan amarah dan kesulitan dalam bersosialisasi.

Sindrom Prader-Willi membuat otak Ben berhenti menyadari bahwa perutnya sudah kenyang. Kedua orangtuanya telah diberitahu untuk memantau dan mengendalikan kebiasaan makan Ben, karena ia sudah sangat kelebihan berat badan dan itu bisa membunuhnya.

"Dia lahir tiga minggu prematur dan pada awalnya kami berpikir bahwa mungkin itu yang membuatnya tenang, tapi kemudian kekhawatiran kami muncul. Kami bukan orangtua baru dan kami tahu ada sesuatu yang salah," jelas Paul (56 tahun).

Awalnya, Ben yang menderita PWS sangatlah lemah dan sulit untuk diberi malam. Lalu ia mulai tumbuh dan mulai memiliki nafsu makan yang rakus.

"Sekarang kita harus memperhatikan Ben terus-menerus. Ia akan membuka lemari, mencari makanan. Di rumah teman saya melihatnya melirik ke atas mangkuk makanan kucing di lantai. Saya pikir dia mungkin akan mencoba (makanan kucing) sedikit sebelum saya berhasil membawanya pergi. Jika melihat seseorang dengan makanan atau minuman, ia akan menggunakan daya tarik yang cukup besar untuk mengorek sesuatu dari orang tersebut," jelas Paul.

Sayangnya, Ben sudah kelebihan berat badan, sebagian merupakan gejala PWS dan sebagian karena kelengkungan tulang belakang yang membatasi geraknya dan harus menggunakan kursi roda. Kondisi ini membatasi jumlah kalori yang dibakar, tetapi dia masih sangat ingin makan banyak makanan dan minuman.