Friday, September 16, 2011

Kejutan Listrik ke Otak Bantu Pemulihan Pasien Stroke




Pasien stroke yang mengalami kerusakan otak bisa pulih lebih cepat dengan bantuan arus listrik lemah yang disalurkan ke kepalanya. Para ilmuwan meyakini arus listrik kecil ini mampu merangsang kembali koneksi saraf otak yang telah putus karena kekurangan oksigen akibat stroke.

Hasil pengujian pada sejumlah sukarelawan sehat telah menunjukkan perbaikan aktivitas otak yang signifikan yang juga bisa bermanfaat untuk pasien stroke.

"Penelitian ini mendukung gagasan bahwa otak dapat memperbaiki dirinya sendiri sampai batas tertentu dengan cara penyambungan kembali daerah yang rusak," tutur Profesor Heidi Johansen-Berg dari Universitas Oxford seperti dilansir The Independent (16/9/2011).

"Otak jauh lebih dinamis daripada yang kita duga sebelumnya. Serat-serat saraf yang menghubungkan otak berubah strukturnya akibat latihan," kata Profesor Johansen-Berg.

"Setelah mengalami stroke, ada kerusakan sambungan serat saraf yang halus namun meluas, jauh melampaui stroke itu sendiri. Namun, dengan latihan yang berulang-ulang, pasien dapat meningkatkan aktivitas daerah otak yang telah terputus," katanya dalam British Science Festival di Universitas Bradford.

Hasil pengujian pada pasien stroke menemukan bahwa bermain game komputer setiap hari dapat merangsang otak pada daerah yang rusak untuk memulihkan lagi sel-sel saraf yang terputus.

Para ilmuwan memperdalam penelitian dengan menggunakan listrik arus kecil yang diyakini mampu merangsang penyambungan dan pertumbuhan kembali sel-sel saraf atau pembuluh darah.

Teknik ini dilakukan dengan cara menempatkan bantalan karet di setiap sisi tengkorak. Arus listrik sebesar 1 sampai 2 milliampere disalurkan dari satu elektroda ke elektroda lain.

Kerusakan akibat stroke biasanya hanya mempengaruhi sebagian otak. Artinya, daerah-daerah lain akan mencoba melakukan kompensasi dengan cara menyeimbangkan otak.

"Perubahan aktivitas keseimbangan inilah yang paling umum ditemui pada pasien yang sulit disembuhkan. Ada kemungkinan bahwa menyeimbangkan otak akan memberikan jalur pemulihan yang lebih baik," kata Profesor Johansen-Berg.

Merokok untuk Gaya-gayaan Tetap Berisiko Bagi Kesehatan




Beberapa orang ada yang merokok hanya sebagai gaya-gayaan saja agar bisa diterima di lingkungan tertentu, atau disebut dengan social smoking. Tapi bukan berarti perokok jenis ini tidak berbahaya, karena tetap saja ia memiliki risiko terhadap penyakit.

Social smoking kini tengah menjadi julukan baru bagi generasi sekarang. Pola merokoknya terbatas pada pengaturan sosial seperti di bar, pub, klub malam, saat berkumpul dengan teman-teman atau acara musik. Hal ini dilakukan agar ia diterima oleh lingkungannya atau hanya sekedar gaya.

Tapi sebuah studi menunjukkan bahwa orang yang merokok hanya pada kondisi lingkungan tertentu ini tetap memiliki risiko kesehatan yang sama dengan orang yang merokok rutin.

Hasil studi yang diterbitkan dalam The New England Journal of Medicine menemukan tidak ada level aman yang diketahui dari konsumsi rokok. Bahkan jika seseorang hanya merokok beberapa batang dalam seminggu tetap saja menempatkan risiko tertentu bagi kesehatan.

Berikut ini adalah beberapa bahaya kesehatan yang terkait dengan merokok ringan atau tidak konsisten merokok, seperti dikutip dari Lifemojo, Jumat (16/9/2011) yaitu:
1. Peningkatan risiko untuk penyakit jantung
2. Mengalami tekanan darah tinggi
3. Kolesterol tinggi dan arteri tersumbat
4. Infeksi saluran pernapasan
5. Memiliki kualitas dan produksi sperma yang buruk serta menyulitkan proses pembuahan
6. Lebih lambat dalam proses pemulihan cedera
7. Berisiko terhadap beberapa jenis kanker seperti paru-paru, esofagus dan pankreas.

Mencoba berhenti dari social smoking sama sulitnya dengan orang yang merokok secara teratur. Meski begitu ada beberapa hal yang bisa dilakukan dan dilatih dari hari ke hari untuk berhenti merokok, yaitu:

1.Cobalah untuk menghindari perokok lain, karena umumnya ia akan merokok jika ada orang lain yang merokok sehingga jika mengurangi pemicunya akan berdampak pada pengurangan rokok yang drastis.

2. Mengubah pola sosial dengan membatasi pergi ke tempat atau lingkungan seperti bar dan pesta yang bisa menjadi pemicu.

3. Cobalah mencari hal lain yang bisa dilakukan jika ada orang yang merokok, seperti mengunyah permen karet.

4. Menghindari alkohol, karena setelah mengonsumsi minuman alkohol akan meningkatkan keinginan untuk merokok.

5. Mendaftarkan diri ke support group, kelompok ini nantinya bisa saling berbagi cerita dan menemukan solusi untuk mengatasi social smoking.