
Peradangan pada hidung atau biasa disebut dengan sinusitis dapat terjadi akibat berbagai faktor, diantaranya tumor dan polip di rongga hidung, alergi hingga pengaruh polusi udara. Namun sebuah studi menemukan penyebab lain dari gangguan pada sinus tersebut yaitu berkurangnya jumlah bakteri 'baik' dan kehadiran bakteri 'jahat' di dalam hidung.
Kesimpulan tersebut diperoleh setelah peneliti membandingkan populasi bakteri yang terdapat di dalam sinus 10 penderita gangguan sinus kronis atau rhinosinusitis kronis dan 10 orang sehat.
Nyatanya, jumlah bakteri normal di dalam sinus penderita gangguan sinus kronis jauh lebih sedikit daripada yang dimiliki orang sehat. Selain itu, pada sinus penderita sinusitis kronis juga ditemukan banyak spesies bakteri yang disebut C. tuberculostearicum.
"Meski C. tuberculostearicum tak dapat dikategorikan sebagai organisme yang berbahaya, secara khusus studi ini menunjukkan bahwa C. tuberculostearicum berperan penting dalam menimbulkan gangguan sinus. Namun C. tuberculostearicum hanya akan menimbulkan masalah jika populasi bakteri normal di dalam sinus mengalami perubahan," terang peneliti.
Perubahan ini bisa terjadi akibat infeksi virus atau ketika pasien diberi antibiotik. Padahal umumnya penderita infeksi sinus akan diberi antibiotik oleh dokter untuk mengatasi masalahnya itu.
Untuk memastikan hal itu, peneliti membuat eksperimen dengan memberikan antibiotik pada tikus penderita sinusitis kronis untuk menghilangkan bakteri normal dalam sinus mereka. Setelah peneliti menambahkan C. tuberculostearicum ke dalam sinus tikus-tikus itu lalu mereka pun menunjukkan gejala-gejala rhinosinusitis kronis.
Sebaliknya, tikus yang diberi bakteri asam laktat, L. sakei dan C. tuberculostearicum sekaligus justru tak menunjukkan gejala rhinosinusitis kronis sama sekali.
"Kami menemukan bahwa L. sakei juga dapat dimanfaatkan untuk mengobati atau mencegah gangguan sinus kronis, yang cara kerjanya sama dengan probiotik untuk mengobati masalah pencernaan," ujar peneliti seperti dilansir dari nbcnews, Jumat (14/9/2012).
Selain itu, studi ini juga menambah bukti bahwa sekumpulan bakteri yang ada dalam tubuh manusia secara keseluruhan bertanggung jawab terhadap munculnya penyakit tertentu, bukan semata karena adanya satu spesies bakteri yang berbahaya, ungkap peneliti.
Pasalnya, gangguan pada sinus hanya terjadi jika jumlah bakteri 'baik' dan bakteri 'jahat' di dalam sinus tak seimbang, bukan hanya karena ada bakteri 'jahat' saja.
No comments:
Post a Comment