Wednesday, October 3, 2012
StarOne yang Kian Galau Ditinggal Pelanggan
Unit bisnis fixed wireless access (FWA) berbasis teknologi Code Division Multiple Access (CDMA) milik Indosat tak kunjung membaik. Dari tahun ke tahun, layanan dengan nama brand StarOne ini kian ditinggalkan oleh pelanggannya.
Tercatat, pelanggan StarOne terus turun dari kisaran 700 ribu pelanggan di 2009, kemudian sekitar 500 ribu di 2010, lalu 351 ribu pelanggan di 2011, dan tersisa 211 ribu pelanggan di akhir semester pertama 2012. Angka ini diyakini tak kunjung membaik.
Padahal, StarOne semula diharapkan bisa bersaing dengan Flexi dari Telkom (15 juta pelanggan) dan Esia dari Bakrie Telecom (11 juta pelanggan). Namun sayangnya, StarOne malah duluan ambruk di saat operator CDMA lainnya juga mulai bertumbangan.
Kondisi hidup segan mati tak mau ini terlihat jelas saat para direksi Indosat tak mau menjelaskan langkah apa yang akan ditempuh untuk menyelematkan StarOne.
"Kami juga belum tahu langkah strategis apa yang akan kami lakukan dengan StarOne," kata Division Head of Public Relation Indosat, Adrian Prasanto, saat dikonfirmasi soal StarOne di kantor pusat Indosat, Jakarta, Selasa (2/10/2012).
StarOne sendiri di Indosat masuk dalam jajaran jasa telepon tetap yang memiliki total omzet sekitar Rp 479 miliar pada semester pertama 2012. Sekitar 25% atau Rp 119,7 miliar merupakan omzet StarOne, dan sisanya dari Sambungan Langsung Internasional (SLI).
Jasa telepon tetap sendiri hingga semester satu tahun ini turun 22,9% dari semester satu tahun sebelumnya sebesar Rp 621 miliar.
Pelanggan StarOne yang terus turun, memang pada akhirnya meningkatkan jumlah Average Revenue Per User (ARPU) StarOne dari Rp 29,3 ribu di semester pertama 2011 menjadi Rp 32.3 ribu di akhir semester satu tahun ini.
Namun naiknya ARPU tentu tak bisa dilepaskan dari berkurangnya pelanggan sehingga jumlah pembagi menjadi berkurang.
Presiden Direktur Indosat Harry Sasongko sebelumnya juga sempat mengatakan posisi StarOne masih belum jelas.
"Soal StarOne kami masih galau. Kita belum tahu akan dimerger atau dilepas. Ini tak mudah karena ada masalah frekuensi yang harus dikoordinasikan ke Kementrian Kominfo," ungkapnya beberapa waktu lalu.
Dikatakannya, hingga saat ini belum ada pembicaraan serius dengan pihak-pihak yang tertarik ke StarOne yang memiliki alokasi frekuensi tiga kanal 12,5 MHz di spektrum 800 MHz tersebut.
Sebelumnya, sejak tahun lalu isu StarOne akan dilepas ke Telkom untuk memperkuat layanan FWA Flexi berhembus kencang. Namun, isu ini lebih kencang di media ketimbang dibawa ke meja perundingan oleh kedua belah pihak.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment