Tuesday, October 2, 2012
Ini Sebabnya Tak Semua Wanita Punya Sifat Keibuan
Sifat keibuan tercermin dalam perilaku kasih sayang dan penuh perhatian kepada anak dan keluarga. Meskipun berjenis kelamin dan memiliki gender yang sama, tidak semua perempuan memiliki sifat keibuan. Penelitian menemukan, penyebabnya adalah karena 'gen ibu'.
Setelah melahirkan seorang anak dan menjadi seorang ibu, kebanyakan perempuan otomatis langsung memiliki kepedulian dan sangat memperhatikan bayinya yang baru lahir. Namun, ada beberapa perempuan yang tidak tahu apa yang dilakukan dan bahkan tidak merasa ada perbedaan setelah menjadi seorang ibu.
Menurut para peneliti dari Rockefeller University di New York, nampaknya ada sebuah gen yang bertanggung jawab memotivasi para ibu untuk melindungi, memberi makan dan membesarkan bayi yang telah dikandungnya. Gen ini disebut gen ibu atau dalam bahasa ilmiah disebut dengan ER alpha atauestrogen receptor alpha.
Dalam penelitian sebelumnya di tahun 1970-an, para ilmuwan menemukan ada suatu area di otak yang disebut preoptic yang mempengaruhi perilaku tertentu pada tikus seperti agresi, penerimaan seksual dan perawatan ibu.
Dalam penelitian baru ini, wilayah preoptic otak tikus betina dirangsang dan dilihat bagaimana reaksinya terhadap perubahan kadar gen ER alpha. Hasilnya menunjukkan bahwa ketika kadar gen ER alpha menurun, tikus jadi lebih jarang menjilati, mengasuh dan merawat anak-anaknya. Namun agresifitasnya tidak terpengaruh.
Selain itu, ketika tingkat gen ER alpha menurun, tikus betina juga lebih jarang menunjukkan perilaku seksual. Penelitian ini menunjukkan bahwa mengurangi gen ini pada suatu daerah tertentu di otak akan banyak menghilangkan aspek perilaku yang bersifat keibuan.
"Tikus betina dan manusia perempuan mengekspresikan gen reseptor ini dengan versi yang berbeda. Versi yang berbeda berhubungan dengan kapasitas ibu yang berbeda. Tapi ada bukti bahwa memodifikasi gen yang ditemukan pada anjing kecil dapat menentukan seperti apakah ia akan menjadi ibu nantinya," kata peneliti, Aba Ribeiro seperti dilansir Medical Daily, Selasa (2/10/2012).
Karena penelitian ini sebatas dilakukan pada tikus, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk melihat pengaruhnya pada manusia. Ribeiro berharap temuan yang baru dapat mengungkap adanya faktor genetik yang mempengaruhi kemampuan manusia untuk menjadi orangtua yang baik.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment