Semakin tua seseorang, semakin besar pula kemungkinan untuk mengalami kerusakan fungsi otak seperti demensia. Tetapi bukan hanya terkait usia saja, demensia juga telah dikaitkan dengan kemampuan seseorang dalam mengunyah makanan.
Seperti dilansir health.india, Senin (8/10/2012), sebuah studi yang dilaporkan dalam Journal of American Geriatrics Society menyatakan bahwa orang yang kesulitan mengunyah makanan keras akan mengalami penurunan aliran darah ke otak. Hal ini tentunya dapat mempengaruhi fungsi kognitif seseorang terkait risiko demensia.
Demensia merupakan istilah medis yang digunakan untuk menjelaskan penurunan fungsi kognitif akibat adanya kelainan yang terjadi pada otak. Gejala demensia yang paling umum adalah pikun, walaupun semua kasus pikun itu sendiri tidak selalu mengindikasikan terjadinya demensia.
Kemampuan seseorang dalam mengunyah makanan mungkin berhubungan erat dengan kondisi gigi dan mulutnya. Sejauh ini telah banyak yang mempelajari berbagai penyakit yang terkait dengan kondisi gigi dan mulut, tetapi belum ada penelitian secara langsung untuk mengetahui pentingnya kemampuan mengunyah.
Tim peneliti yang terdiri dari para dokter gigi dari Ageing Research Centre (ARC) di Karolinska Institutet dan dari Karlstad University telah melakukan studi terhadap kondisi gigi, kemampuan mengunyah, dan fungsi kognitif terhadap 557 orang berusia lebih dari 77 tahun secara acak.
Peneliti menemukan bahwa orang yang mengalami kesulitan mengunyah makanan keras seperti apel memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami gangguan kognitif terlepas dari jenis kelamin, usia, pendidikan, dan masalah-masalah kesehatan mental.
Sehingga menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak dini sangat penting agar ketika tua Anda tidak cepat kehilangan gigi atau ompong dan masih sanggup mengunyah makanan yang keras. Aliran darah akan tetap normal dan Anda terhindar dari risiko demensia.
Seperti dilansir health.india, Senin (8/10/2012), sebuah studi yang dilaporkan dalam Journal of American Geriatrics Society menyatakan bahwa orang yang kesulitan mengunyah makanan keras akan mengalami penurunan aliran darah ke otak. Hal ini tentunya dapat mempengaruhi fungsi kognitif seseorang terkait risiko demensia.
Demensia merupakan istilah medis yang digunakan untuk menjelaskan penurunan fungsi kognitif akibat adanya kelainan yang terjadi pada otak. Gejala demensia yang paling umum adalah pikun, walaupun semua kasus pikun itu sendiri tidak selalu mengindikasikan terjadinya demensia.
Kemampuan seseorang dalam mengunyah makanan mungkin berhubungan erat dengan kondisi gigi dan mulutnya. Sejauh ini telah banyak yang mempelajari berbagai penyakit yang terkait dengan kondisi gigi dan mulut, tetapi belum ada penelitian secara langsung untuk mengetahui pentingnya kemampuan mengunyah.
Tim peneliti yang terdiri dari para dokter gigi dari Ageing Research Centre (ARC) di Karolinska Institutet dan dari Karlstad University telah melakukan studi terhadap kondisi gigi, kemampuan mengunyah, dan fungsi kognitif terhadap 557 orang berusia lebih dari 77 tahun secara acak.
Peneliti menemukan bahwa orang yang mengalami kesulitan mengunyah makanan keras seperti apel memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami gangguan kognitif terlepas dari jenis kelamin, usia, pendidikan, dan masalah-masalah kesehatan mental.
Sehingga menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak dini sangat penting agar ketika tua Anda tidak cepat kehilangan gigi atau ompong dan masih sanggup mengunyah makanan yang keras. Aliran darah akan tetap normal dan Anda terhindar dari risiko demensia.
No comments:
Post a Comment