Monday, October 8, 2012

Tak Beraktivitas Tapi Kok Lapar Terus Ya?



Sehabis berolahraga atau melakukan aktivitas yang intensitasnya tinggi, biasanya seseorang akan merasa lapar. Tapi ada sebagian orang yang sering merasa lapar ketika tidak beraktivitas sekalipun, bahkan terkadang porsinya melebihi orang kebanyakan.

Lalu apa penyebab munculnya kondisi semacam ini? Berikut 10 alasan yang paling sering mendasari perilaku orang-orang yang selalu merasa lapar seperti halnya dilansir dari fitbie, Senin (8/10/2012).

1. Terlalu banyak minum alkohol
Menurut sebuah studi yang dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Research, alkohol adalah penyebab munculnya keinginan untuk makan secara berlebihan (overeating) yang efeknya lebih besar daripada kurang tidur. Pasalnya, minum alkohol meningkatkan kadar ghrelin yaitu hormon yang membuat Anda selalu merasa lapar.

2. Terlalu banyak nonton TV
Orang yang menonton TV lebih dari dua jam dalam sehari lebih cenderung mengalami kelebihan berat badan. Hal ini diungkap dalam sebuah studi yang dilakukan USDA.

60 persen orang Amerika juga termasuk ke dalam kategori ini dan para peneliti menemukan bahwa mereka cenderung mengonsumsi cemilan berkalori tinggi, pizza dan minuman berpemanis dengan porsi besar.

Mereka juga lebih memilih makan makanan berkalori tinggi saat makan malam dibandingkan orang-orang yang durasi nonton TV-nya kurang dari satu jam sehari.

3. Kurang tidur
Kurang tidur tak hanya membuat seseorang merasa kelelahan keesokan harinya tapi orang juga akan cenderung makan kalori lebih banyak.

Spesifiknya, sebuah studi dari University of Chicago memaparkan bahwa orang yang hanya tidur selama 5,5 jam akan makan cemilan 221 kalori lebih banyak daripada orang yang bisa tidur hingga 8,5 jam.

Sepakat dengan temuan itu, tim peneliti dari Stanford University menjelaskan bahwa kurangnya jam tidur dapat menurunkan kadar hormon leptin sekaligus meningkatkan kadar hormon ghrelin sebagai pemicu rasa lapar dan tentu saja kombinasi keduanya dapat menaikkan selera makan Anda.

Selain itu, studi lain yang dipublikasikan dalam Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism mengungkapkan bahwa kurang istirahat juga merangsang bagian otak yang mengaitkan makanan dengan kesenangan.

4. Suka lihat-lihat gambar makanan
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Neuroscience menemukan bahwa melihat gambar-gambar makanan enak dapat menyalakan pusat kesenangan yang ada di otak dan mendorongnya memberikan respons untuk makan secara berlebihan.

Studi lain yang ditampilkan dalam jurnal Obesity juga mengemukakan bahwa melihat gambar makanan dapat meningkatkan kadar hormon ghrelin, bahkan jika Anda hanya makan makanan biasa.

Jika sedang diet maka Anda akan lebih tergoda untuk melihat gambar-gambar makanan. Berdasarkan hasil sebuah studi yang ditampilkan dalam jurnal Appetite, pelaku diet bisa makan 60 kalori dari permen lebih banyak setelah melihat acara TV yang menampilkan gambar makanan manis.

Sebaliknya orang yang tidak melakukan diet tetap makan permen dengan porsi yang sama meski disuguhi gambar-gambar makanan di TV ataupun tidak.

5. Teman-teman suka mentraktir makan
Sebagian besar orang akan cenderung meniru perilaku makan teman yang mentraktirnya atau mengajaknya makan di luar, meski awalnya mereka tak ingin makan. Hal ini diungkap sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal PLoS One.

Bahkan jika Anda mencoba membuat teman Anda terkesan maka efeknya akan terlihat semakin besar. Secara khusus studi yang ditampilkan dalam Journal of Social and Clinical Psychology ini mengemukakan bahwa mahasiswa yang suka membuat temannya senang lebih cenderung makan cemilan ketika salah satu temannya menawarkan untuk mentraktir mereka, bahkan dari waktu ke waktu porsinya pun makin banyak.

6. Melewatkan sarapan
Menurut sebuah studi yang dipublikasikan dalam American Journal of Epidemiology, orang yang melewatkan sarapannya berpeluang 4,5 kali lebih besar untuk mengalami obesitas.

Sarapan yang terlewatkan dapat memperlambat metabolisme sehingga membuat Anda selalu merasa lapar, membuat modus tubuh Anda berubah menjadi penyimpan lemak serta meningkatkan peluang Anda untuk makan berlebihan pada jam makan berikutnya.

Padahal untuk sarapan, tak perlu makanan yang kalorinya banyak atau bergizi lengkap. Sebuah studi dari University of Missouri menekankan bahwa remaja yang hanya sarapan dengan sereal dan susu yang totalnya 500 kalori setiap hari selama tiga minggu dilaporkan tak begitu merasa lapar saat jam makan siang dibandingkan remaja yang melewatkan sarapannya.

7. Makan terlalu cepat
Makan sebelum berangkat sekolah atau meeting akan mencegah makan berlebihan di sore hari tapi jika makannya terburu-buru, tubuh Anda mungkin takkan merasa terpuaskan dengan makanan itu.

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism menemukan ketika Anda makan terlalu cepat, perut takkan sempat melepaskan hormon yang bertugas memberitahu otak Anda bahwa Anda sudah kenyang. Itulah kenapa semakin lama partisipan menghabiskan waktunya untuk makan semangkuk es krim, partisipan merasa semakin kenyang.

8. Suka beli-beli cemilan yang porsinya kecil
Berdasarkan sebuah studi yang ditampilkan dalam Journal of Consumer Research, ketika makanan berkalori tinggi diletakkan dalam kemasan yang kecil, orang-orang akan cenderung memakannya lebih banyak daripada jika kemasannya besar.

Lagipula cemilan berkemasan kecil seperti ini biasanya dijual dalam bentuk kelipatan sehingga sulit untuk berhenti memakannya jika Anda sudah makan satu-dua biji.

9. Stres di tempat kerja
Bos yang cerewet atau beban kerja yang tinggi dapat mempengaruhi kebiasaan makan seseorang. Hal ini diungkap dari sebuah studi yang dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition.

Dari 230 partisipan wanita yang dilibatkan dalam studi ini, mereka yang merasakan stres di tempat kerja lebih sering dilaporkan mengalami kebiasaan makan yang cenderung emosional dan tak terkontrol dibandingkan mereka yang merasa puas dengan pekerjaannya.

10. Kecanduan soda diet
Meski pada kemasannya tercantum kata 'diet' bukan berarti minuman berkalori nol itu bisa menghindarkan Anda dari penambahan berat badan.

Pasalnya, gula pengganti yang ada di dalam minuman soda diet ini justru mengganggu kemampuan otak untuk mengendalikan seberapa banyak porsi yang Anda perlukan untuk makan. Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Physiology & Behavior.

Studi yang dilakukan tim peneliti dari University of California dan San Diego State University ini mengungkapkan bahwa gara-gara minuman tersebut kemampuan otak untuk mengatur asupan makanan Anda menjadi terganggu.

Selain itu, rutin minum soda diet menghilangkan sensor otak terhadap makanan/minuman manis jadi ketika Anda mengonsumsi sesuatu yang manis maka tubuh takkan memperoleh kalori yang diharapkan sehingga membuat otak menjadi 'kebingungan'.

Padahal sekali kebingungan, otak akan berhenti mengidentifikasi kalori yang ada pada makanan/minuman manis yang dikonsumsi seseorang lalu kontrol tubuh terhadap makanan/minuman manis itu akan melemah.

No comments:

Post a Comment